Sunday, February 1, 2015

Tugas Tari Bali (Art and Cult)

Jenis-Jenis Tari Bali
 Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.    Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor, Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar keagamaan dengan beberapa modifikasi.
            Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali (upacara) dan balih-balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu. Tari wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan. Berikut penjelasan lebih lanjut. 
1)     Tari Rejang merupakan tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.

2)     Tari Baris merupakan jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/baris_gede.jpg
3)     Tari Pendet merupakan tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/300px-tari_pendet.jpg?w=584
4)      Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/bali_sanghyang11.jpg
5)     Tari Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/tari-barong-1339178721.jpg?w=300&h=298
6)    Kebyar atau Kekebyaran
Kebyar atau Kekebyaran adalah tarian yang ditarikan secara solo, duo, kelompokmaupun dalam sendratari. Tari ini diiringi oleh permainan gambelan gogng kebyar

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/janger.jpg?w=300&h=226
7)    Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan miminya melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar pagulingan.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/tari-legong-bali1.jpg
8)    Kecak adalah tarian yang dibawakan secara beramai-ramai pada malam hari mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengahnya. Tari kecak tak diiringi musik , tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata “cak,cak,cak” untuk menghasilkan suatu paduan suara yang unik.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/2009_0718neni0380.jpg




Asal-usul Tari Legong
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
File source: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bali-Danse_0704a.jpgDalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.


Beberapa Tari Legong
1)  Legong Lasem (Kraton)
Legong ini yang paling populer dan kerap ditampilkan dalam pertunjukan wisata. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan Kadiri), yaitu tentang keinginan raja (adipati) Lasem (sekarang masuk Kabupaten Rembang) untuk meminang Rangkesari, putri Kerajaan Daha (Kadiri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan menculiknya. Sang putri menolak pinangan sang adipati karena ia telah terikat oleh Raden Panji dari Kahuripan. Mengetahui adiknya diculik, raja Kadiri, yang merupakan abang dari sang putri Rangkesari, menyatakan perang dan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang, adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda pembawa maut. Ia berhasil melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan raja Daha.
2) Legong Jobog
Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong. Kisah yang diambil adalah dari cuplikan Ramayana, tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari ayahnya. Karena ajimat itu dibuang ke danau ajaib, keduanya bertarung hingga masuk ke dalam danau. Tanpa disadari, keduanya beralih menjadi kera., dan pertempuran tidak ada hasilnya.



                              
3) Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.

4) Legong Sudarsana
Mengambil cerita semacam Calonarang
5) Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.









 Gek Sita 


Jenis-Jenis Tari Bali
 Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.    Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor, Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar keagamaan dengan beberapa modifikasi.
            Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali (upacara) dan balih-balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu. Tari wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan. Berikut penjelasan lebih lanjut. 
1)     Tari Rejang merupakan tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.

2)     Tari Baris merupakan jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/baris_gede.jpg
3)     Tari Pendet merupakan tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/300px-tari_pendet.jpg?w=584
4)      Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/bali_sanghyang11.jpg
5)     Tari Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/tari-barong-1339178721.jpg?w=300&h=298
6)    Kebyar atau Kekebyaran
Kebyar atau Kekebyaran adalah tarian yang ditarikan secara solo, duo, kelompokmaupun dalam sendratari. Tari ini diiringi oleh permainan gambelan gogng kebyar

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/janger.jpg?w=300&h=226
7)    Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan miminya melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar pagulingan.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/tari-legong-bali1.jpg
8)    Kecak adalah tarian yang dibawakan secara beramai-ramai pada malam hari mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengahnya. Tari kecak tak diiringi musik , tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata “cak,cak,cak” untuk menghasilkan suatu paduan suara yang unik.

Description: http://willytrydewi.files.wordpress.com/2012/09/2009_0718neni0380.jpg



Asal-usul Tari Legong
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
File source: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bali-Danse_0704a.jpgDalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.


Beberapa Tari Legong
1)  Legong Lasem (Kraton)
Legong ini yang paling populer dan kerap ditampilkan dalam pertunjukan wisata. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan Kadiri), yaitu tentang keinginan raja (adipati) Lasem (sekarang masuk Kabupaten Rembang) untuk meminang Rangkesari, putri Kerajaan Daha (Kadiri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan menculiknya. Sang putri menolak pinangan sang adipati karena ia telah terikat oleh Raden Panji dari Kahuripan. Mengetahui adiknya diculik, raja Kadiri, yang merupakan abang dari sang putri Rangkesari, menyatakan perang dan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang, adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda pembawa maut. Ia berhasil melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan raja Daha.
2) Legong Jobog
Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong. Kisah yang diambil adalah dari cuplikan Ramayana, tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari ayahnya. Karena ajimat itu dibuang ke danau ajaib, keduanya bertarung hingga masuk ke dalam danau. Tanpa disadari, keduanya beralih menjadi kera., dan pertempuran tidak ada hasilnya.



                              
3) Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.

4) Legong Sudarsana
Mengambil cerita semacam Calonarang
5) Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.













No comments:

Post a Comment