Oleg dapat berarti gerakan yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang pengisap madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekor kumbang, yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum bunga di sebuah taman.
Art and Cult
Sunday, April 26, 2015
TARI BARIS TUNGGAL
TARIAN BERKELOMPOK
Sunday, February 1, 2015
Tugas Tari Bali (Art and Cult)
Jenis-Jenis
Tari Bali
Tari Bali adalah tarian yang berasal dari
Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari
Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi
penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.
Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor,
Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak
tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah
ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar keagamaan dengan beberapa
modifikasi.
Tari
Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali
(upacara) dan balih-balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di
tempat dan waktu tertentu. Tari wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura
dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan
ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan.
Berikut penjelasan lebih lanjut.
1) Tari
Rejang merupakan tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di
halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan
yang sederhana dan lemah gemulai.
|
|
2) Tari
Baris merupakan jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin.
Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara
berkelompok
|
![]() |
3) Tari
Pendet merupakan tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari
wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet
lebih dinamis dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk
hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
|
![]() |
4)
Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang
memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan
menolak bala.
|
![]() |
5) Tari
Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan
kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari
pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki
belakang dan ekor.
|
![]() |
6)
Kebyar atau Kekebyaran
Kebyar atau Kekebyaran
adalah tarian yang ditarikan secara solo,
duo, kelompokmaupun dalam sendratari. Tari ini diiringi oleh permainan
gambelan gogng kebyar
|
![]() |
7) Legong
adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan miminya
melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti
permainan gamelan semar pagulingan.
|
![]() |
8) Kecak
adalah tarian yang dibawakan secara beramai-ramai pada malam hari
mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil
duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengahnya. Tari kecak tak diiringi
musik , tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari
tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata “cak,cak,cak” untuk
menghasilkan suatu paduan suara yang unik.
|
![]() |
Asal-usul
Tari Legong
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang
memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur
tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata
"leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan
"gong" yang artinya gamelan.
"Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat
(terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai
mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton
Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang
pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua
gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang
pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku
adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi,
ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini,
disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari
legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong,
yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet,
dan pakaad.


Beberapa Tari Legong
1) Legong Lasem (Kraton)
Legong ini yang paling populer dan kerap ditampilkan dalam
pertunjukan wisata. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku
ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama
kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem.
Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini
mengambil dasar dari cabang cerita
Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan
Kadiri), yaitu tentang keinginan raja
(adipati) Lasem (sekarang masuk Kabupaten Rembang) untuk meminang Rangkesari,
putri Kerajaan Daha (Kadiri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan menculiknya.
Sang putri menolak pinangan sang adipati karena ia telah terikat oleh Raden
Panji dari Kahuripan. Mengetahui
adiknya diculik, raja Kadiri, yang merupakan abang dari sang putri
Rangkesari, menyatakan perang dan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang,
adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda pembawa maut. Ia
berhasil melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan raja
Daha.
|
![]() |
2) Legong Jobog
Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong. Kisah yang
diambil adalah dari cuplikan Ramayana,
tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari
ayahnya. Karena ajimat itu dibuang ke danau ajaib, keduanya bertarung hingga
masuk ke dalam danau. Tanpa disadari, keduanya beralih menjadi kera., dan
pertempuran tidak ada hasilnya.
|
![]() |
3) Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.
|
![]() |
4) Legong Sudarsana
|
![]() |
5) Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.
|
![]() |
Gek Sita
Jenis-Jenis
Tari Bali
Tari Bali adalah tarian yang berasal dari
Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari
Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi
penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.
Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor,
Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak
tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah
ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar keagamaan dengan beberapa
modifikasi.
Tari
Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali
(upacara) dan balih-balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di
tempat dan waktu tertentu. Tari wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura
dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan
ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan.
Berikut penjelasan lebih lanjut.
1) Tari
Rejang merupakan tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di
halaman pura pada saat berlangsungnya upacara. Tari rejang memiliki gerakan
yang sederhana dan lemah gemulai.
|
|
2) Tari
Baris merupakan jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin.
Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara
berkelompok
|
![]() |
3) Tari
Pendet merupakan tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari
wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Gerakan Tari Pendet
lebih dinamis dibanding Tari Rejang. Kini, Pendet telah ditarikan untuk
hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
|
![]() |
4)
Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang
memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan
menolak bala.
|
![]() |
5) Tari
Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan
kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari
pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki
belakang dan ekor.
|
![]() |
6)
Kebyar atau Kekebyaran
Kebyar atau Kekebyaran
adalah tarian yang ditarikan secara solo,
duo, kelompokmaupun dalam sendratari. Tari ini diiringi oleh permainan
gambelan gogng kebyar
|
![]() |
7) Legong
adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan miminya
melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti
permainan gamelan semar pagulingan.
|
![]() |
8) Kecak
adalah tarian yang dibawakan secara beramai-ramai pada malam hari
mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil
duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengahnya. Tari kecak tak diiringi
musik , tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari
tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata “cak,cak,cak” untuk
menghasilkan suatu paduan suara yang unik.
|
![]() |
Asal-usul
Tari Legong
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang
memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur
tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata
"leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan
"gong" yang artinya gamelan.
"Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat
(terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai
mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton
Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang
pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua
gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang
pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku
adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi,
ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini,
disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari
legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong,
yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet,
dan pakaad.


Beberapa Tari Legong
1) Legong Lasem (Kraton)
Legong ini yang paling populer dan kerap ditampilkan dalam
pertunjukan wisata. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku
ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama
kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem.
Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini
mengambil dasar dari cabang cerita
Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan
Kadiri), yaitu tentang keinginan raja
(adipati) Lasem (sekarang masuk Kabupaten Rembang) untuk meminang Rangkesari,
putri Kerajaan Daha (Kadiri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan menculiknya.
Sang putri menolak pinangan sang adipati karena ia telah terikat oleh Raden
Panji dari Kahuripan. Mengetahui
adiknya diculik, raja Kadiri, yang merupakan abang dari sang putri
Rangkesari, menyatakan perang dan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang,
adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda pembawa maut. Ia
berhasil melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan raja
Daha.
|
![]() |
2) Legong Jobog
Tarian ini, seperti biasa, dimainkan sepasang legong. Kisah yang
diambil adalah dari cuplikan Ramayana,
tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari
ayahnya. Karena ajimat itu dibuang ke danau ajaib, keduanya bertarung hingga
masuk ke dalam danau. Tanpa disadari, keduanya beralih menjadi kera., dan
pertempuran tidak ada hasilnya.
|
![]() |
3) Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.
|
![]() |
4) Legong Sudarsana
|
![]() |
5) Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.
|
![]() |
Subscribe to:
Posts (Atom)